Enumolas.com – Suatu tradisi yang sudah dilakukan dan dipercaya secara turun temurun tentu tidak akan bisa dihilangkan begitu saja dari dan di suku mana pun.
Alasannya karena praktik tersebut sudah sangat melekat dan dilakukan secara turun temurun oleh masyarakat setempat termasuk tradisi seks.
Baca:Â Â Ayu Aulia Unggah Momen Akad Nikah; Netter: Nikah Settingan
Bicara soal kehidupan seks, biasanya orang-orang bisa menjadi aneh di kamar tidur, bahkan selama bertahun-tahun, dan kadang kala segalanya jadi sangat gila.
10 TRADISI SEKSUAL YANG PALING TAK LAZIM DI DUNIA
Tradisi Seks Suku di Dunia: Aneh, Unik, dan Bikin Geleng Kepala
Hal ini bisa dipicu oleh bermacam-macam alasan; misalnya karena fetish yang aneh atau memang sudah ada tradisi dan budaya.
Baca:Â Loly Anak Nikita Mirzani Sindir Netizen yang Hujat Ibunya
Seperti terjadi di beberapa negara yang punya tradisi seks unik dan nyeleneh.
Ritual minum air mani oleh anak laki-laki remaja
Salah satu suku di Papua Nugini, yaitu Suku Sambian memiliki tradisi ekstrem perihal seks, yakni ritual minum air mani atau sperma. Di mana, setiap orang tua akan memisahkan anak laki-laki mereka dari semua perempuan termasuk ibunya pada usia 7-9 tahun selama 10 tahun. Selama periode ini, mereka menjalani tindikan hingga hidungnya berdarah mimisan dan harus meminum air mani para pejuang suku terkuat.
Ritual ini adalah simbol peralihan anak laki-laki menuju kedewasaan. Lalu tahapan tindikan jadi simbol kekuatan dan kemampuan anak laki-laki untuk menahan rasa sakit, yang merupakan persyaratan yang dibutuhkan seorang pejuang.
Gadis-gadis terlibat dalam tindakan seksual sejak usia 6 tahun
Masih dari Papua Nugini, suku lainnya juga memiliki tradisi seks cukup ekstrem. Dia adalah Suku Trobriander yang memeluk seksualitas sejak usia sangat muda. Anak laki-laki mulai melakukan aktivitas seksual dari usia 10-12, sedangkan anak perempuan mulai dari 6 tahun. Yang mana, jika normalnya itu adalah sebuah tindakan ilegal.
Baca:Â Over Kapasitas Festival Berdendang Bergoyang Dihentikan
Wanita yang lebih tua berhubungan seks dengan anak laki-laki
Di Mangaia, sebuah pulau di Samudra Pasifik Selatan, ada tradisi seks nyeleneh yang diterapkan. Di mana, anak laki-laki berusia sekitar 13 tahun berhubungan seks dengan wanita yang lebih tua yang mengajari mereka seluk-beluk tindakan dan cara terbaik untuk menyenangkan pasangan mereka.
Suku ini memang sangat menjujung tinggi tradisi seksual. Namun, praktinya malah terkesan nyeleneh bahkan mungkin tak disukai oleh banyak negara terutama bangsa barat.
Wanita memberi makan apel rasa ketiak kepada pelamarnya
Di pedesaan Austria, wanita muda melakukan ritual seks yang nyeleneh bahkan bisa menjijikan. Mereka menari dengan irisan apel yang dijejalkan di ketiak mereka. Lalu, setelah dansa, masing-masing memberikan potongannya kepada pria pilihannya, dan pria itu kemudian memakannya.
Baca:Â Over Kapasitas Festival Berdendang Bergoyang Dihentikan
Membangun gubuk cinta untuk gadis remaja dapat berhubungan seks dengan pria yang berbeda sampai mereka menemukan yang tepat
Sebuah suku di Kamboja, yakni Suku Kreung juga memiliki tradisi seks aneh. Para tetua di suku ini membangun pondok cinta untuk putri remaja mereka. Anak laki-laki yang berbeda bisa menghabiskan malam di sini hari demi hari, sampai sang putri menemukan pasangan yang cocok, yang kemudian bersamanya seumur hidup.
Hubungan seks tidak mengenal jenis kelamin
Bagi orang Yunani Kuno, identitas seksual tidak bergantung pada jenis kelamin dan preferensi. Akan tetapi pada siapa yang dipenetrasi dan yang mempenetrasi. Peran aktif hubungan seksual dikaitkan dengan status sosial yang lebih tinggi, sedangkan peran pasif berarti pemuda dan feminitas, atau ‘cinta anak laki-laki’ dengan kata lain.
Baca Juga:Â Antara Kisah Mistis Gunung Gede dan View Gunung yang Bikin Candu
Saudara laki-laki berbagi satu pasangan wanita
Beberapa suku Nepal di Himalaya mempraktikkan poliandri. Di mana, poliandri adalah sebuah bentuk poligami yang dilakukan oleh seorang wanita dengan mengambil dua suami atau lebih pada saat yang sama.
Nah, di suku ini, pada dasarnya, semua saudara berbagi satu wanita, sehingga mereka tidak memiliki terlalu banyak anak untuk lahan pertanian mereka yang terbatas.