Enumolas.com – Selek merupakan salah satu budaya adat Manggarai. Budaya yang dihidupi masyarakat tiga kabupaten yakni Manggarai, Manggarai Barat dan Manggarai Timur.
Selek berdasarkan makna kata, berarti mengenakan pakaian atau aksesoris untuk menghadiri acara tertentu.
Baca : Kenaikan Harga Tiket Pulau Komodo Dan Pulau Padar
Acara itu dianggap resmi dan memiliki nilai penting bagi seseorang. Misalnya ketika seseorang hendak ikut bermain Caci, maka harus diawali dengan Selek. Ia mengenakan pakaian caci dan segala aksesorisnya .
NON STOP – Pertarungan Terbaik CACI Manggarai
Pada momentum pernikahan, ketika hendak bertunangan atau menikah, kedua mempelai menyiapkan diri dengan Selek.
Selek, Budaya Adat Manggarai yang Unik
Mengenakan pakaian resmi untuk memeriahkan pernikahan itu. Pakaian untuk pernikahan tentu saja khusus, sehingga saat mengenakannya harus dengan acara tersebut.
Ketika seseorang pergi ke kebun, ia juga perlu selek, yakni mengikatkan parang bersarung pada pinggangnya. Ketiadaan parang pada pinggang sebagai tanda belum menyiapkan diri ke kebun. Hal tersebut sebagai isyarat kesiapan diri bagi seseorang untuk sebuah acara.
Baca: Lodok: Jaring Laba-laba di Manggarai, Flores
Dalam perkembangan, seorang yang ingin maju di arena persaingan politik lokal, misalnya sebagai calon kepala desa harus melalui budaya tersebut.
Apa pun perhelatan politik, dalam berbagai tingkatannya biasanya didahului dengan budaya tersebut sebagai pernyataan diri seseorang siap bertarung dalam perebutan kekuasan itu.
Berikut beberapa momentum yang terekam penulis ketika orang melakukan selek dalam budaya Manggarai.
- Pentas Caci
Sebagai sebuah pentas ketangkasan, caci mensyaratkan adanya pakaian dan aksesoris yang dikenakan oleh peserta caci. Sebut di antaranya celana putih, sarung songke, panggal di kepala, ndeki yang dipasang di pinggang, dan beberapa kain pelindung area sekitar kepala.
Pemakaian berbagai perlengkapan caci oleh peserta, penting untuk menjaga keamanan diri saat mengikuti pentas.
Tata cara tersebut bertujuan untuk melindungi titik yang dijaga dalam tubuh, seperti mata, telinga dan daerah sekitar pusar.
Keteledoran di dalamnya akan membawa akibat fatal bagi seseorang, karena manfaatnya untuk memastikan titik Rawan dalam tubuh tida tersentuh oleh cambukan.
Tali cambuk terbuat dari kulit kerbau yang dikeringkan dan ketika mengenaki itu tubuh bias merobek kulit. Sehingga area seperti mata dan pusar wajib dilindungi para pemain caci.
Saat melakukan Selek, dipastikan mendapat bantuan dari orang lain, tidak lain untuk memastikan seseorang mengikuti tata budaya Manggarai yang benar.
Saat itu pula, pemain caci wajib mengikuti etika bermain. Wajib memastikan pihak lawan tidak punya pertalian hubungan darah, apalagi statusnya paman.
Ada saat ketika sudah Selek, seseorang mengurungkan niat untuk bermain caci karena lawannya memiliki pertalian darah yang dilarang secara adat.
2. Moment Pernikahan
Selain momentum caci, moment pernikahan juga lekat dengan acara selek dua pengantin baru sebelum memasuki acara pernikahan.
Baik pernikahan adat maupun pernikahan secara agama. Kedua mempelai wajib Selek. Dalam istilah modern, budaya tersebut dikenal dengan make up dan rias baju pengantin.
Budaya ini sebagai sebuah persiapan karena kegiatan yang akan diselenggarakan sangat penting.
Baca: Lodok: Jaring Laba-laba di Manggarai, Flores
3. Momentum Politik
Dalam perkembangan, persiapan seseorang untuk maju dalam perhelatan politik juga didahului Selek. Hal tersebut sebagai pernyataan diri siap maju, dan hal itu dinyatakan di hadapan keluarga dan para pendukung.
Ada juga yang menyebut Selek dengan Wuat Wai. Namun wuat wai memiliki makna pembekalan, baik pembekalan secara materil maupun nasihat. Sehingga seorang yang hendak bertarung di perhelatan politik, perlu dibekali dukungan dan doa keluarga.
Dan hal itu ditandai dengan ritus pemotongan ayam, untuk menyatukan doa baik keluarga yang hidup, maupun orang yang sudah meninggal.
4. Melanjutkan Studi dan Merantau
Selek mempersiapkan diri untuk melanjutkan studi lebih dikenal dengan wua wai. Seorang yang hendak pergi dari rumah dan merantau jauh entah untuk melanjutkan studi maupun untuk bekerja, wajib dilaksanakan wuat wai.
Doa utama keluarga pada wuat wai terungkap dalam harapan berikut, “ Lalong Bakok Du lakon, Lalong Rombeng du Kolen.” Lalong Bakok berarti ayam putih, dan Lalong Rombeng, ayam dengan bulu ekor yang panjang.
Kurang lebih maknanya tentang ketulusan dan kesucian niat seseorang yang ingin pergi studi, pasti akan berbuah keberhasilan.
5. Perang Tanding
Momentum paling sakral bagi seseorang ketika hendak pergi perang tanding. Perang ala budaya Manggarai yang mengharuskan seseorang wajib Selek.
Selain mengenakan pakaian, aksesoris dan perlengkapan perang, Selek juga bermakna persiapan batin seseorang.