Enumolas.com – Sano Nggoang sebagai danau kawah belerang selebar 512 hektar dan berada pada ketinggian 757 mdpl.
Danau ini berdiameter 2,5 km di Gunung Waesano yang berada di barat daya Pulau Flores.
Baca: Bunga Citra Lestari Kecolongan, Pipinya Dicium
Danau ini dikelilingi oleh tiga desa di Kecamatan Sano Nggoang yang mencakup Desa Wae Sano, Sano Nggoang dan Pulau Nuncung.
Sano Nggoang: Danau Kawah Belerang Terdalam di Dunia
Danau Sano Nggoang terbentuk dari kaldera bekas erupsi Gunung Sano Nggoang dengan bebatuan vulkanik paling tua yang ada di sekelilingnya.
Baca: Bunga Citra Lestari Kecolongan, Pipinya Dicium
Pada kedalaman maksimal 500 m, danau ini ialah danau vulkanik paling dalam di dunia dan paling besar di Indonesia Timur.
Hasil dari survey bathymetry diperoleh data PH air Danau Sano Nggoang yang rendah atau mungkin kurang dari 3 (PH < 3) dan adanya bau belerang yang lumayan kuat di sekitaran danau. Ini yang menyebabkan air danau tidak bisa dikonsumsi warga di sekelilingnya untuk mandi atau minum.
Legenda Danau Sano Nggoang
Danau ini merupakan salah satunya objek wisata di Kabupaten Manggarai Barat, sisi barat dari Pulau Flores.
Berdasarkan cerita dari warga setempat, fakta sejarah tidak ditemukan dokumen apakah manusia ada lebih dahulu atau danaunya. Hanya diceritakan mengenai legenda terjadinya danau ini.
Baca: Baim Wong Dicemooh Saat Bikin Konten Kebakaran
Di zaman dahulu hiduplah si buta dan si lumpuh. Keduanya tinggal di sebuah pondok yang jaraknya tidak begitu jauh sekitar 50 meter. Suatu hari, Si buta tidak memiliki api dan sang lumpuh mempunyai api yang berpijar di tungku. Sang buta berteriak minta api tetapi sang lumpuh tidak dapat mengantarkannya sementara sang buta juga tidak dapat mengambilnya. Akhirnya sang buta menyuruh anjingnya ke pondok sang lumpuh.
Puntung api yang masih menyala diikatkan di ekor anjing, lalu sang buta memanggil anjing tersebut supaya bisa lari ke pondoknya. Anjing tersebut pun berlari dengan api yang masih menyala di ekornya. Saat si anjing itu berlari, api tersebut menyala dan membakar bulu di tubuhnya. Anjing tersebut berlari terbirit-birit dan tidak beraturan. Si buta dan si lumpuh pun tertawa melihat kelucuan ini.
Tiba-tiba muncul seorang tua yang waktu itu dinamakan Mpo Tae dan bertanya ke keduanya, mau minta bubur atau nasi kering. Keduanya kompak menjawab meminta bubur. Mpo Tae pun langsung menancapkan tombaknya di tanah hingga keluarlah air dan menggenangi daerah itu sehingga terjadilah Danau Sano Nggoang,” katanya.
Menurut Badrudin drr (1994), bebatuan danau ialah bebatuan paling tua yang ada di sekelilingnya. Bebatuan vulkanik tersebut berasal dari erupsi Gunung Sano Nggoang yang membentuk kaldera Sano Nggoang dan bebatuan vulkanik tua saat sebelum erupsi Gunung Sano Nggoang.
Di danau, ada sebuah pulau kecil pada bagian barat yang diberi nama Pulau Nuncung. Nama pulau dan danau ini diabadikan jadi nama dua desa di Kecamatan Sano Nggoang.
Baca: Dianna Dee, Tampil Seksi Bikin Ngiler Kaum Adam
Keunikan Dan Kekhasan Danau
Ada kekhasan khusus yang warga belum memperoleh jawaban yang jelas sampai sekarang ini tentang fenomena yang terjadi di danau.
Dijelaskan, pada sekitar bulan Februari saat hujan terus-terusan akan terdengar bunyi letusan seperti bunyi meriam di dekat Wae Bobok, daerah di tepi danau. Sesudah letusan, toksin mengalir masuk ke danau.
Jika toksinnya masih berada di danau maka warga sekitaran danau akan terserang flu. Tanaman misalnya rumput di sekelilingnya juga layu. Jika toksin telah mengalir ke luar ke air tawar di timur danau, membuat binatang belut di air tawar akan mati tiba-tiba.
Ada pula pertanda unik lainnya; jika toksin masih berada di danau, semua daun dan ranting yang berada di dalam danau akan tegak lempeng atau kelihatan berdiri. Jika daunnya terapung berarti toksinnya sudah tidak ada di danau.
Dulu, seorang insiyur berkebangsaan Belanda sekitar tahun 70-an menjelaskan, toksin itu memengaruhi berat tipe air hingga daun akan tegak berdiri.
Baca: Andy F Noya Pensiun Di Lereng Gunung Slamet
Destinasi Wisata Unik
Danau Sano Nggoang merupakan salah satu destinasi wisata yang terletak di Pulau Flores, tepatnya di Kecamatan Sano Nggoang, Kabupaten Manggarai Barat. Sebelum pandemi COVID-19, kerap ada wisatawan yang berkunjung menyaksikan keindahan danau.
Di sisi timur danau, terdapat sebuah kolam pemandian air panas. Dan beberapa rumah pondok dibuat untuk tempat istirahat bagi para wisatawan.
Danau ini dan keseluruhan ekosistemnya secara luas dipublikasi sebagai ekosistem yang unik. Danau ini disebutkan sebagai salah satu danau kawah paling dalam di dunia.
Danau dan tempat sekelilingnya umumnya sebagai hutan lindung karena masih berbentuk kawasan hutan. Ada spesies atau jenis burung burung endemik seperti gagak flores (flores crow) dan flores monarch asli.