Enumolas.com – Pada dasarnya dukun adalah sebuah profesi yang dilekatkan pada manusia untuk mencari nafkah bagi dirinya dan keluarganya.
Sebagai sebuah profesi, dukun sama saja dengan profesi lain seperti petani, nelayan, petugas kebersihan, pengacara, tukang ojek, konsultan, motivator, influencer media sosial, mak comblang, dokter, tabib, sinse dan lain lain.
Baca: Miss V Kering Dapat Mengganggu Hubungan Intim Kamu
Baik-buruknya suatu profesi tergantung pada bagaimana manusia melaksanakan pekerjaan tersebut.
Sebagai pekerjaan tradisional yang bertumpu pada kearifan lokal, sejak masa penjajahan pekerjaan ini sudah ada dan berperan dalam mengusir penjajah.
Baca: Tinju Adat Hadok Warisan Budaya Masyarakat Lembata
Tak heran meski Indonesia berhasil mengusir para penjajah, pekerjaan seorang dukun menuai kritik negatif dari penjajah bahkan dicap merugikan. Dan stigma negatif tersebut masih berlaku sampai saat ini.
Dukun: Profesi Yang Lagi Viral dan Disorot Publik
Inilah sebabnya mengapa para dokter dan apoteker yang dididik dalam standar budaya kesehatan Barat, yang dianggap “modern”, cenderung merasa tidak dihargai bila dibandingkan dengan dukun.
Stigma buruk ini diperparah dengan fakta yang membuktikan secara meyakinkan bahwa ada dukun yang menjalankan profesinya dengan cara yang tidak bermoral, jahat, tidak adil, tidak jujur, dan bahkan kriminal.
Baca: Tante Ernie Salah Satu Selebrgam Pemersatu Bangsa
Bahkan ada dukun yang mengkhususkan diri dalam ilmu sihir (santet), bukannya sehat malah membuat sengsara dan bahkan membunuh sesama manusia.
Seperti pepatah “akibat nila setitik rusak susu sebelanga”, jika ada seorang dukun yang penipu maka langsung dinilai bahwa semua dukun pasti penipu.
Jadi ada asumsi bahwa semua dukun pasti brengsek. Sikap pukul rata itu pada dasarnya kurang bijak. Jangan karena satu orang yang bersalah, lalu profesinya yang harus disalahkan.
Baca: Baru Cerai Dewi Perssik Kembali Dilamar Orang
Begitu juga jika ada dukun yang melakukan penipuan, kita tidak boleh menilai sendiri bahwa semua dukun adalah penipu.
Bahkan, mengambil kesempatan untuk meminta undang-undang yang melarang profesi dukun.
Sebuah pekerjaan yang pada hakekatnya merupakan warisan kearifan nenek moyang negara Indonesia yang dulunya bernama Nusantara.
Lebih bijak dan lebih adil kita memberi kesempatan bagi para dukun untuk bersatu dalam berjuang membuktikan bahwa tidak semua dukun penipu maka dukun siap berperan positif dan konstruktif pada sistem kesehatan nasional.
