Enumolas.com– Aneka Ragam Pakaian Adat dan Kebudayaan Jawa Timur. Jawa Timur adalah salah satu daerah di Indonesia yang kaya akan nilai-nilai budaya.
Tidak heran kalau ada banyak nama pakaian daerah di Jawa Timur. Nama nama pakaian adat Jawa Timur ini berasal dari beberapa daerah yang ada di wilayah Jawa Timur itu sendiri.
Baca:Â Wika Salim Pose Pamer Punggung dengan Caption Menggoda
Seperti dari Madura, Banyuwangi, Ponorogo, dan beberapa daerah lainnya. Pastinya, masing-masing daerah tersebut memiliki ciri khasnya tersendiri.
Aneka Ragam Pakaian Adat dan Kebudayaan Jawa Timur
- Baju Pesa’an Madura
Nama pakaian adat Jawa Timur yang pertama adalah Baju Pesa’an Madura. Sesuai namanya, baju adat ini memang berasal dari Madura yang memang masih masuk Provinsi Jawa Timur.
Jadi, Baju Pesa’an Madura ini adalah pakaian khusus pria. Ciri khasnya adalah kaus bergaris merah putih, baju luar berwarna hitam dan berlengan panjang serta celana longgar berwarna hitam.
Sebagai tambahan dan juga pelengkap, nama pakaian adat Jawa Timur yang satu ini biasanya ditambahkan dengan sabuk dan sarung yang dililitkan di pinggang. Tak ketinggalan juga ikat kepala atau odheng.
- Kebaya Rancongan
Kebaya Rancongan ini adalah gandengan dari Pesa’an Madura. Artinya, ini adalah baju untuk wanitanya ketik aberpasangan dengan baju laki-laki yang menggunakan Pesa’an Madura.
Ciri khas dari nama pakaian adat Jawa Timur Kebaya Rancongan ini adalah memiliki panjang sampai pinggang dengan bagian bawah meruncing dengan potongan serong yang khas. Kemudian untuk bawahnnya menggunakan sarung motif lasem atau batik jawa.
Sebagai pelengkap, biasanya ditambahkan dengan aksesoris seperti seperti gelang, kalung, dan juga sisir cucuk.
- Jebeng dan Thulik
Nama pakaian adat Jawa Timur yang selanjutnya adalah Jebeng dan Thulik. Ini adalah baju adat yang berasal dari daerah Banyuwangi. jebeng dan thulik merupakan bahasa Osing. Jebeng sendiri dikhususkan untuk kaum wanita, sedangkan thulik untuk kaum pria.
Untuk ciri khasnya, Jebeng terdiri dari kebaya polos yang dipadukan dengan kain khas Banyuwangi yang dikenakan hingga semata kaki. Kemudian rambut wanitanya digelung agar dapat ditutup kerudung berenda.
Sedangkan untuk Thulik terdiri dari baju lengan panjang polos dengan kancing warna emas. Bawahannya menggunakan celana panjang dengan warna yang sama. Kemudian untuk aksesoris yang ditambhakan adalah rantai uang logam atau taring macan serta ikat kepala.
- Baju Gothil
Baju Gothil adalah nama pakaian adat Jawa Timur yang berasal dari Ponorogo. Jadi, baju gothil ini mempunyai warna hitam polos dan juga mempunyai bentuk khas daerah Ponorogo. Baju ini berukuran longgar dan mempunyai lengan yang panjang serta longgar pula.
Biasanya, pakaian ini akan dipadukan dengan celana Komprang. Celana ini mempunyai bentuk yang unik, yakni celana yang berukuran longgar dengan teknik jahit yang khusus.
Baca:Â Denny Sumargo Jarang Sentuh Istri Di Awal Nikah
- Baju Mantenan
Lalu, untuk nama pakaian adat Jawa Timur yang selanjutnya adalah baju Mantenan. Sesuai namanya baju ini digunakan oleh manten atau penganten. Konon, dulu ini adalah pakaian yang digunakan oleh raja-raja Jawa.
Nama pakaian adat Jawa Timur yang satu ini diperuntukkan laki-laki dan perempuan. Untuk laki-laki, Baju Mantenan terbuat dari kain beludru hitam dan berupa beskap (jas resmi dalam tradisi Jawa Mataraman) yang bagian depan dan belakangnya tidak sama panjangnya.
Untuk perempuan akan menggunakan kemben untuk bagian dada dan perut. Setelah kemben, baru Baju Manten berbahan sama dengan pakaian pria namun motif yang dipilih terkesan lebih feminim.
Untuk bagian bawahan, baik laki-laki atau perempuan akan menggunakan jarik bermotif batik. Batiknya harus sama untuk menggambarkan kesamaan sebagai pasangan.
Untuk tambahan aksesoris yang digunakan pada nama pakaian adat Jawa Timur yang satu ini adalah riasan bunga melati. Jadi, pengantin pria mengenakan kalung yang terbuat dari bunga melati. Sedangkan, mempelai wanita menggunakan rantai melati yang diikat di belakang kepala dan dibiarkan menjuntai ke depan pundak sampai ke perut.
Selain itu juga bisa digunakan tambahan lain seperti blangkon, odheng, peci, dan peci sultan. Untuk sepatu biasanya menggunakan sepatu yang flat. Dengan demikian, diharapkan pengantin memiliki penampilan bak ratu dan raja.